Unsur-unsur Cuaca
a.
Pengertian
cuaca
Cuaca adalah keadaan atmosfer yang dominan pada
saat dan wilayah tertentu yang relatif sempit, dan biasanya cuaca terjadi dalam
kurun waktu yang sangat singkat.
Nah, setelah
mengetahui pengertian cuaca di atas pasti sudah terbayangkan, apa sih yang
mempengaruhi terbentuknya cuaca?
Padahal sering
sekali kita rasakan pada saat-saat tertentu langit turun hujan, dingin bahkan
panaspun ikut serta kita rasakan. Nah, tentunya teman-teman sekarang kita akan
membahas unsur-unsur apa aja yang mempengaruhi cuaca. Penjelasan ini akan di
jelaskan secara umum apa yah itu, mari kita lihat selengkapnya.
Unsur-unsur
cuaca secara umum adalah:
1. Radiasi Matahari Energi
Radiasi
matahari dinyatakan dalam satuan Watt per meter kuadrat (W/m2). Radiasi
Matahari merupakan pancaran energi dari proses fusi atau penggabungan inti atom
hidrogen dalam matahari menjadi atom hidrogen. Proses fusi ini menghasilkan
energi yang berupa pancaran gelombang panjang yang diteruskan ke atmosfer bumi
hingga kepermukaan. Proses ini lah yang menyebabkan energi panas matahari dapat
dirasakan di atmosfer hingga permukaan bumi. Radiasi matahari merupakan faktor
yang paling utama yang berperan dalam proses pembentukkan cuaca di atmosfer
bumi karena dari radiasi mataharilah “panas” diperoleh untuk menjadi
“penggerak” siklus-siklus di atmosfer yang menyebabkan perubahan cuaca dari
waktu ke waktu. Dalam obervasi meteorologi synoptik (permukaan), radiasi
matahari diamati dengan alat Solarimeter.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah
nilai derajat ‘ke-panas-an” dari udara pada suatu batasan ruang atau wilayah.
Satuan suhu udara umumnya dinyatakan dalam derajat Celcius atau Kelvin dalam SI
(Satuan Internasional). Suhu udara terjadi karena adanya aliran energi kalor
dari radiasi matahari melalui gelombang panjang ke molekul-molekul udara di
atmosfer dan molekul benda lain nya di
permukaan bumi. Secara fisis kemampuan tiap molekul dalam menyerap dan
menyimpan radiasi matahari berbeda-beda sehingga suhu molekul terbut berbeda
pula.
Pemanasan
udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan
pemanasan tidak langsung.
a. Pemanasan
secara langsung
Pemanasan
secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses
absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama,
sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut
adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses
refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke
angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di
atmosfer.
3) Proses
difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan
lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna
biru.
b. Pemanasan
tidak langsung Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi
adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian
lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi
adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi
adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi
adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar
ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
3. Tekanan
Tekanan secara
fisis didefinisikan sebagai gaya per satuan luas (F/A). Tekanan udara adalah
gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara per satuan luasan kolom. Tekanan
udara terjadi karena molekul-molekul udara pada suatu kolom mengalami gaya
berat akibat adanya gaya tarik bumi. Sedangkan, perubahan tekanan udara terjadi
karena adanya perbedaan suhu pada suatu kolom udara yang menyebabkan perbedaan
pemuaian udara sehingga tekanan udaranya pun berbeda.
Satu an ukuran
tekanan udara adalah milibar (mb) atau hector-pascal (HPa).
1 mb = 1 Hpa =
3/4 mmHg (tekanan air raksa) atau 1.013 mb = 76 cm Hg = 1 atmosfer
Tekanan udara
berbeda pada setiap tempat tergantung pada intensitas atau lama penyinaran
matahari, ketinggian, dan letak lintang suatu tempat. Semakin tinggi elevasi
suatu tempat semakin rendah tekanan udara di tempat itu. Hal ini terjadi karena
massa udara terpusat pada daerah yang memiliki elevasi yang rendah akibat gaya gravitasi
sehingga pada daerah yang memiliki elevasi yang lebih tinggi, massa udara dalam
satuan kolomnya lebih ringan daripada di daerah yang elevasinya rendah. Dengan
demikian tekanan udara akan lebih rendah pada daerah yang memiliki elevasi
lebih tinggi.
Pada daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah
itu sangat dipengaruhi oleh suhu udara akibat peredaran semu matahari terhadap
garis lintang bumi. Misal, pada bulan Desember di belahan bumi bagian selatan
didominasi oleh daerah bertekanan lebih rendah daripada di belahan bumi utara
karena pergerakan semu matahari pada bulan desember berada di sekitar daerah 230LS dan begitu juga sebaliknya.
Untuk standar
tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea level press ure)
yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam observasi meteorologi, diukur
dengan alat barometer aneroid maupun barometer air raksa. Perubahan tekanan
udara dari waktu ke waktu sangat berpengaruh terhadap perubahan kondisi
cuaca karena akan menimbulkan gangguan-gangguan cuaca mulai dari skala lokal
sampai skala global. Informasi tekanan udara juga sangat penting dalam
kegiatan penerbangan.
4. Angin
Angin secara
umum diartikan sebagai pergerakkan massa udara karena terjadinya perbedaan
tekanan udara pada tempat yang berbeda. Pada pengamatan Meteorologi, angin
diamati dalam unsur kecepatannya dan arah datangnya angin. Satuan kecepatan
angin yang umum digunakan dalam observasi meteorologi adalah knots
(Northicalmiles) dan satuan arah angin dinyatakan dalam derajat.
Angin yang
diamati dalam meteorologi adalah angin pada permukaan dan angin-angin pada tiap
lapisan udara vertikal. Angin permukaan diamati dari ketinggian kurang lebih 10
meter dari permukaan tanah dengan asumsi tidak ada obstacles (benda penghalang)
yang berjarak lebih dari dua kali ketinggian benda tersebut. Sedangkan angin
pada lapisan udara vertikal (angin udara atas) diukur dengan metode pilot balon
dan saat ini juga sudah banyak digunakan radio sounding (RASON) secara
otomatis.
Angin,
ditinjau dari segi skala meteorologi dapat dibagi menjadi :
1. Angin
skala lokal. contohnya angin darat, angin laut, angin fohn, angin lembah, angin
gunung.
2. Angin
skala regional. contohnya angin monsoonal
3. Angin
skala global. contohnhya angin Passat.
5. Penguapan
Penguapan atau
evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap air. Penguapan
dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu, tekanan dan keadaan angin. Pada
observasi meteorlogi synoptik penguapan diukur dengan evaporimeter dalam satuan
millimeter.
6. Kelembaban Udara Relatif
(RH)
Kelembaban
udara relatif adalah keadaan yang menunjukkan jumlah uap air yang terkandung
dalam udara jenuh pada tekanan uap jenuh.
dimana :
Kelembaban
udara dalam observasi meteorologi diukur dengan menggunakan psychrometer atau
bisa juga digunakan higrometer.
7. Keadaan awan
Awan terbentuk
karena proses penguapan di permukaan bumi. Namun, awan tidak selalu terbentuk
di setiap daerah yang terjadi penguapan yang besar. Hal ini karena adanya
pengaruh angin dan arus subsidensi di daerah itu.
Nah,
bagaimana teman-teman pasti sudah tau bukan unsur-unsur cuaca. Selamat menuju
kesuksesan yah,
Sumber:
http://wikipedia.com
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :