SIKLUS
FOSFOR
1. Pengertian
fosfor
Fosfor
merupakan elemen penting dalam kehidupan dikarena semua makhluk hidup
membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber
energi untuk metabolisme sel. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan
dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik
yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa
partikulat.
Senyawa
fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat
tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh
algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003).
Senyawa
anorganik fosfat dalam air laut umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam
fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% lagi dalam bentuk HPO42-.
Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu
proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
Siklus
Fosfor merupakan siklus biogeokimia yang unik, karena fosfor merupakan gas yang
sangat sedikit dan tidak ada faktor biotik yang dapat memberi masukan fosfor
yang baru ke ekosistem. Permukaan bumi yang paling banyak mengandung fosfor
adalah laut, sedimen air tawar dan tanah. Fosfor organik banyak yang terbuat
dari daur ulang bahan organik (tumbuhan atau biomassa mikroba) yang telah mati
kemudian menjadi sumber utama fosfor yang tersedia untuk organisme.
2. Siklus
Fosfor
Siklus fosfor yaitu;
1.
Fosfor
masuk ke ekosistem terutama dari proses pelapukan batuan.
2.
Pemasukan
fosfor dari pelapukan bergantung dari mineralogi parent material, iklim, dan
usia lanskap.
3.
Batuan
kapur di laut mengandung kadar fosfat yang tinggi dan siap melapuk
4.
Siklus
internal fosfor di ekosistem memerlukan pemutusan ikatan dengan zat organik
untuk menghasilkan bentuk yang dapat larut dalam air dan dapat diserap oleh
mikroba dan tanaman.
5.
Proses
dekomposisi yang memecah zat organik membuat ikatan C-O-P mengalami serangan
enzimatik.
6.
Kandungan
fosfor tanah yang rendah mebuat tanaman dan mikroba menanam nitrogen dalam
enzim untuk mendapatkan fosfor.
7.
Akar
tumbuhan dan asosiasi mikorizanya (fungi) memproduksi fosfatase yang memutus
ikatan ester dalam zat organik untuk melepaskan fosfat (PO43-).
8.
Biomassa
mikroba merupakan gudang penyimpanan yang penting bagi keberadaan fosfor
terutama di ekosistem dengan tanah asam.
9.
Fosfor
tidak mengalami reaksi oksidasi-reduksi dalam tanah, dan tidak mengalami fase
gas ataupun menjadi bagian dari atmosfer.
10. Reaksi di alam yang mengontrol keberadaan
fosfor sebagian besar merupakan reaksi geokimia dibandingkan reaksi biologis.
11. Secara teoritis, pH tanah menentukan kondisi
fosfor di dalam tanah.
12. Semakin ringan bentuk fosfat (H2PO4-) maka
semakin mudah berpindah di dalam tanah dan mudah didapat oleh tumbuhan dan
mikroba.
13. Pada pH rendah, fosfor dapat diserap ke
permukaan tanah liat dan oksidasi besi dan alumunium. Pada pH tinggi, fosfat
bergabung dengan dengan Ca untuk membentuk monocalcium, dicalcium, dan
tricalcium phosphat. Karena reaksi presipitasi yang terjadi pada pH tinggi dan
rendah, fosfor tersedia dalam kisaran sempit, yaitu pada pH sekitar 6,5.Ikatan
fosfor yang kuat ke zat organik atau ke mineral tanah menyebabkan kehilangan
fosfor sebesar 90 % yang terjadi ketika run-off permukaan dan erosi partikel
fosfat yang melebihi peresapannya ke dalam air tanah.
Dua
pertiga dari fosfor terlarut yang memasuki air tanah sehingga kurang reaktif
dengan mineral tanah. Produktivitas ekosistem akuatik sangat berpengaruh
terhadap penambahan fosfat karena sedikit penambahan ke air tanah dapat
menimbulkan perubahan besar ke fungsinya.
jadi tau siklusnya sekarang
ReplyDeletebandara kertajati