ALIRAN ENERGI PADA PERAIRAN ESTUARI
Aliran
energi?
So
what dengan aliran energi. Nah, ternyata teman-teman aliran energi itu sama
dengan perpindahan energi dari satu benda ke yang lain atau bisa, dimana akan
terjadi perpindahan energi tentunya ada juga penghasil energi dan di mamfaatkan
oleh pihak ke-2,3,4,5 dst. Lebih detailnya lagi teman-teman mari kita jelaskan
di bawah ini.
1.
Aliran Energi
Dalam
ilmu ekologi aliran energi ini terdapat dua hal yang perlu dikaji yaitu: rantai
makanan dan jaring-jaring makanan.
Rantai
makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui
seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas,
karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja.
Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar energi
yang diperlukan .
Pada
ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga ) tipe rantai makanan yang didefinisikan
berdasarkan bentuk makanan atau bagaimana makanan tersebut dikonsumsi :
grazing, detritus dan osmotik. Fauna diestuaria, seperti udang, kepiting,
kerang, ikan, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui
suatu rantai dan jaring makanan yang kompleks (Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan
tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Ada
dua tipe dasar rantai makanan:
1. Rantai
makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan
2. Rantai
makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme
(detrivora = organisme pemakan sisa) predator.
3.
osmotik
Dari
ketiga macam rantai makanan ini, akan mempengaruhi organisme satu dengan
lainnya.
Suatu
rantai adalah suatu pola yang kompleks saling terhubung, rantai makanan di
dalam suatu komunitas yang kompleks antar komunitas. Selain itu, suatu rantai
makanan adalah suatu kelompok organisme yang melibatkan perpindahan energi dari
sumber utamanya (cahaya matahari, phytoplankton, zooplankton, larva ikan,
ikan kecil, ikan besar, binatang menyusui). Jenis dan variasi rantai
makanan adalah sama banyak seperti jenis/spesies di antara mereka dan tempat
kediaman yang mendukung mereka. Selanjutnya, rantai makanan dianalisa didasarkan
pada pemahaman bagaimana rantai makanan tersebut memperbaiki mekanisme
pembentukannya. Ini dapat lebih lanjut dianalisa sebab bagaimanapun jenis
tunggal boleh menduduki lebih dari satu tingkatan trophic di dalam suatu rantai
makanan.
Dalam
bagian ini, diuraikan tiga bagian terbesar dalam rantai makanan yaitu:
phytoplankton, zooplankton, dan infauna benthic. Sebab phytoplankton dan
zooplankton adalah komponen rantai makanan utama dan penting, dimana bagian ini
berisi informasi yang mendukung keberadaan organisme tersebut. Sedangkan,
infauna benthic adalah proses yang melengkapi pentingnya rantai makanan di
dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya, pembahasan ini penekananya pada
bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan tempat berlindungnya (tidal
flat; pantai berlumpur).
Keruhnya
perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh
mendominasi. Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora
dan terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada
ekosistem estuaria merupakan rantai makanan detritus. Detritus membentuk
substrat untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber
makanan penting bagi organisme pemakan suspensi dan detritus. Suatu penumpukan
bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria merupakan produksi
bersih dari detritus ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang,
dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai
makanan yang kompleks (Bengen, 2001).
Pada
kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya
sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik
daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan
sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya
mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan
oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
Jumlah
spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika dibandingkan
dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah
spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga
hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di
estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan
flora.
3. Jaring-jaring
makanan
Estuari
merupakan tempat perawatan dan penyediaan makanan bagi ikan-ikan muda yang
mempunyai arti ekonomi tinggi, antara lain ikan muda herrinh (Clupea harengus),
ikan pipih (flat fish) mencakup Pleuronectes platessa,
dan Platichthys flexus, Bothus lunatus, flounders, serta ikan halibut
antara lain Hippoglossus hippoglossus dan Arnaglossus imperalis,
dan ikan menhaden, Brevoortia tyranus. Ikan pipih, ikan halibut, dan ikan
menhaden itu bertelur di estuary. Ikan-ikan dewasa ditemukan di dasar muara
sungai yang tidak ada arus yang kuat. Pada saat air pasang ikan-ikan ikut naik
ke atas dan masuk di estuari. Ikan-ikan muda mendapat perawatan dan makanan di
estuari yang kaya makanan. Jaring-jaring makanan ikan dalam estuari dapat
dilukiskan sebagai berikut.
Vegetasi
(Spartina sp., Juncus sp., Destichlis sp., Puccinella sp., Enteromorpha sp.,
Zoostera sp., Salicarma sp., Armeria sp., Spergularia sp., Limonium sp.,) yang
hidup di estuari itu jarang sekali dimakan herbivora. Juga bila ada pohon
bakau, maka tumbuhan itu juga tidak dimakan hewan. Oleh sebab itu perairan
estuari dan juga payau-payau itu sebenarnya merupakan daerah yang kaya makanan
bagi plankton dan invertebrata yang merupakan makanan bagi ikan. Vegetasi di
daerah estuari juga menyediakan makanan bagi belalang, dan gastropoda yang
jumlahnya biasanya tinggi di musim panas justru di waktu ikan-ikan itu bertelur
dan berbiak cepat dengan persediaan makanan yang
berlimpah(Brotowidjojo, 1995).
4. Aliran
Materi
a. Siklus
Karbon
Di
atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2 di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran
batubara, dan asap pabrik. Karbondioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan
oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan
dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam
tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah
kadar CO2 di udara. Di ekosistem air,pertukaran CO2 dengan atmosfer
berjalan secara tidak langsung. Karbondioksida berikatan dengan air membentuk
asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah
sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain.Sebaliknya, saat organisme air berespirasi,
CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air
adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
Angka
dengan warna hitam menyatakan berapa banyak karbon tersimpan dalam berbagai
reservoir, dalam milyar ton ("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka
dengan warna biru menyatakan berapa banyak karbon berpindah antar reservoir
setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang diberikan dalam diagram, tidak termasuk
~70 juta GtC batuan karbonat dan kerogen. Keberadaan karbon di pantai sumbernya
oleh (Dahuri et al, 2001) menggambarkan datang dari adanya diffusi (dissolved),
organisme laut yang sudah mati (particulate), dan sampah-sampah di wilayah
estuari serta berasal dari daratan.
Kontribusi
aliran karbon dari daratan adalah C/N > 10, sedangkan dari perairan sendiri
sebesar C/N < 6, penyebabnya tingginya variasi tersebut diakibatkan oleh
tingginya pasokan air tawar dari sungai dan sumber karbon itu sendiri (Bengen,
2001). Selanjutnya, sumber di dalam (internal sources) akibat adanya proses
dissolved dan particulate (gambar 6) dari karbon itu sendiri termasuk daur ulang
partikel, exudation from producers, terlepas sel yang patah dan kotoran-kotoran
konsumer (Dahuri et al, 2001).
b. Siklus
Nitrogen
Gas
nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas
dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya
jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh
nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2- ), dan ion
nitrat (NO3- ). Gas nitrogen tidak dapat digunakan secara langsung oleh
sebagian besar organisme sebelum ditransformasi yang melibatkan menjadi senyawa
NH3, NH4, dan NO3 sebelum digunakan dalam siklus.
Pada
tumbuhan dan hewan, senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun protein dan
klorofil. Dalam ekosistem terdapat suatu daur antara organisme dan lingkungan
fisiknya. Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar
Legum dan akar tumbuhan lain, misalnyaMarsiella crenata. Selain itu, terdapat
bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung,
yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob
dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob.Nostoc sp.
dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Di
dalam setiap daur, terdapat gudang cadangan utama unsur yang secara terus
menerus bergerak masuk dan keluar melewati organisme. Selain itu, terdapat pula
tempat pembuangan sejumlah unsur kimia tertentu yang tidak dapat didaur ulang
melalui proses biasa. Dalam waktu yang lama, kehilangan bahan kimia tersebut
menjadi faktor pembatas, kecuali apabila tempat pembuangan itu dimanfaatkan
kembali. Pada akhirnya, daur bolak balik ini cenderung mempunyai mekanisme
umpan balik yang dapat mengatur dirinya sendiri (self regulating) yang menjaga
siklus tersebut agar tetap seimbang. Diantara beberapa siklus biogeokimia
lainnya seperti siklus fosfor dan sulfur, siklus nitrogen adalah siklus
biokimia yang sangat kompleks. Gambar berikut memperlihatkan tiga diagram
siklus nitrogen yang sangat kompleks tersebut. Nitrogen di perairan sebagai
molekul N2terlarut, amonium , Nitrit , Nitrat dan sebagai bentuk organik
seperti urea, asam amino, serta range berbeda (Spencer, 1975).
c. Siklus
Fosfor
Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air
laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis
dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik
ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus (Spencer, 1975).
Bagaiman
teman-teman? Pasti sudah mengertikan. Nah, selanjutnya apabila ada penulisan
yang salah, mohon di maklumi yah dan jangan lupa komentarnya J
SUMBER
Kramer,
K.J.M.1994. Tidal Estuaries: Manual of Sampling and Analittycal Procedure.
AA Balkema.
Nontji,
A, 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan..
Odum,
E.P.1998. Dasar-Dasar Ekologi edisi 4. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
Saptarini
et al.1995. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Wilayah Pesisir. Jakarta:
Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan.
Spencer,
C.P. 1975. The Micronutrient Ele-ment. In: Chemical
Oceanography 2. J.P. Riley and G.Kinow (Eds). Academic Press London-New
York.
Welch,
P.1953. Limnology. New York: McGraw-Hill book,Co.Inc
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :