"Nerita Sp"
1.
Deskripsi Nerita Sp
Secara
taksonominya, hewan ini merupakan kelas gastropod yang mendiami substrat
berbatu. Nerita adalah genus gastropod laut memiliki insang dan
operculum, dari famili Neritidae, genus Nerita yang ditemukan di
seluruh perairan dunia dimana diperkirakan ada 184 spesies yang ada pada genus.
Secara sistematis dari sumber yang ada dipaparkan taksonominya sebagai berikut.
Kingdom: Animalia –
Linnaeus, 1758
Subkingdom: Bilateria
– (Hatschek, 1888) Cavalier-Smith, 1983
Branch: Protostomia
– Grobben, 1908
Infrakingdom: Lophotrochozoa
Superphylum: Eutrochozoa
Phylum: Mollusca –
(Linnaeus, 1758) Cuvier, 1795
Class: Gastropoda
– Cuvier, 1795
Subclass:
Orthogastropoda– Ponder &
Lindberg, 1996
Superorder: Neritaemorphi
– Koken, 1896
Order: Neritimorpha
– Cox & Knight, 1960
Superfamily: Neritoidea – Rafinesque, 1815
Family: Neritidea
– Rafinesque, 1815
Subfamily: Neritinae
Genus: Nerita –
Linnaeus, 1758
Spesieas: Nerita
Sp
Nerita merupakan siput dengan bentuk
primitive. Secara morfologi Nerita Sp terdiri dari cangkang sebagai
pelindung, bentuk cangkang yang berbentuk asimetri dan silinder akibat
mengalami torsi yaitu peristiwa memutarnya cangkang beserta mantel, rongga mantel
dan massa visceral sampai 180o berlawanan arah jarum jam terhadap
kaki dan kepala. Tubuhnya pada umumnya dibagi menjadi dua bagian utama yaitu:
(1) kepala berfungsi kaki, (2) mantel terdiri termasuk cangkang, rongga mantel
(mantle cavity), dan massa visceral. Kaki muscular sebagai organ
digunakan untuk bergerak Kebanyakan gastropoda, utamanya untuk merayap,
melekat, atau meliang. Anatomi spesies Nerita Sp terdiri dari atas
kepala diamana terdapat organ pengindera (tentakel dan mata). Di dalam
rongga cangkang yang terletak antara antara kepala-kaki dengan mantel adalah
rongga mantel, dimana ctenidium, osphradium, anus, nephridioporedan
external genitalia berada. Massa visceral berada pada
bagian posterior yang berisi alat reproduksi (gonat), kelenjar pencernaan,
hati, ginjal, dan bagian system alimentary.
Cara
makan gastropoda beraneka ragam, ada diantara spesies yang bersifat predator,
pemakan bangkai, penyaring dan pemakan serasa. Demikian pula dengan
habitatnya yang beraneka ragam, mereka mulai hidup pada perairan lingkungan
laut ( asin-payau), distribusinya mulai dari daerah litoral hingga dasar
perairan dalam. Secara spesifik spesies Nerita terdiri dari sepasang
insang bipectinate, cangkang dan operculum, dan memiliki alat kelamin yang
terpisah. proses pembuahan (fertilisasi) Nerita terjadi secara internal.
Mengidentifikasi jenis kelamin Nerita dapat dilakukan degan cara melihat
munculnya penis yang berbentuk segi tiga di sebelah kanan tentakelnya.
Secara
umum kebaradaan Nerita sudah di eksploitasi sebagai salah satu sumber
makanan, sebagai koleksi hiasan aquarium. Karena sifatnya yang tidak mobile dan
cendrung diam menghadapi badai, sehingga spesies dari komunitas ini sering
dijadikan sebagai bio-indikator untuk kondisi perairan. Dengan semakin
besarnya dampak eksploitasi spesies-spesies dari Nerita, maka perlu
berbagai pengkajian untuk meningkatkan pengetahuan kita terhadap spesies ini,
salah satu diantaranya mengenai aspek ekologinya.
2.
Distribusi
Nerita Sp
Penyebaran
jenis dari Nerita Sp hamper dapat ditemukan di setia perairan dengan salinitas
laut estuaria (payau), dan juga ditemukan di perairan tawar. Dimana hamper
seluruh spesies ini ditemukan di perairan tropis (perairan hangat), dan ada
beberapa ditemukan di perairan dengan suhu dingin. Beberapa sumber telah banyak
mempublikasikan komunitas dari spesies Nerita Sp ini, dengan penyebaran
ada pada sepanjang perairan caribian dan pasifik Ocean.
Kondisi
perairan dengan pantai/ substrat berbatu menjadi media mereka melekatkan diri.
Kepulauan tropis dan kondisi perairan hangat dan kelimpahan bahan organic dan
makanan yang tersedia sepanjang tahun mengakibatkan ditemukannya beragam sepsis
dari komunitas ini. Untuk Nerita Sp sendiri yang banyak ditemukan dan tersebar
disemua perairan dengan kondisi dan suspense (sumber makanan) yang belimpah,
dari sumber yang ada ditemukan beberapa komunitas sebagai berikut ;
1).N.
albicilla, 2)N.
chamaeleon, 3)N. costata, 4)N. fulgurans ; 5)N.
funiculata, 6)N. grossa, 7)N. hindsii ,8)N. histrio, 9)N. incerta, 10)N. insclupta, 11)N. litterata, 12)N. lineata, 13)N. polita, 14)N. scobricosta, 15)N. striata, 16)N. tessellate, 17)N. undata, 18)N. maura, 19)N. maxima, 20)N. ocellata, 21)N. oleagina, 22)N. patuta, 23)N. signata, 24)N. spengleriana, 25)N. undata, 26)N. undulata, 27)N.exuvia, 28)N. planospira, 29)N. violacea, 30)N. polita, 31)N. reticulata, 32)N.Plicata.
3.
Model adaptasi dan habitat nerita Sp
a.
Habitat
Spesies
Nerita Sp pada umumnya ditemukan secara berkelompok/bergerombol dengan
populasi yang beragam dan berada dalam jumlah besaran juga ukuran waktu dan
kondisi berbeda pula. Spesies ini membentuk koloni sebagai komunitas yang
mendiami daerah pantai-pantai berbatu terutama pada zona tengah sampai
tertinggi dari intertidal,hingga pada daerah atas (supralitoral)yang masih
dipengaruhi oleh pasang surut dan juga pada rataan karang (reef flats). Berdasarkan habitat perairan
Komunitas ini dapat dijumpai pada perairan dengan zona berbeda (laut, payau dan
tawar). Beberapa fropil media melekat dari
spesies Nerita Sp pada Gambar 4 berikut ini.
Pada
daerah supralitoral komunitas ini dapat ditemui dengan ciri khasnya menepel,
baik pada akar, batang dan daun pada vegetasi yang tumbuh (terbenam dan tumbuh di
daratan) di daerah tersebut sebagai bentuk migrasi akibat tingginya muka air
laut. Seperti halnya pada spesies N.
scrobricosta yang ada pada pantai dengan substrat lumpur ditantai dengan
komunitas bergerombol dengan populasi komunitas yang relative rendah. Kondisi
lingkungan/substrat berlumpur merupakan media yang labil akibat adanya
pengadukan pada saat pasang dan surut, menyulitkan untuk tetap eksis.
Tingginya bahan tersuspensi menyulitkan dalam proses pernapasan spesies ini.
Pada kondisi surut penyinaran matahari pada daerah terpapar menyebabkan hanya
sebagian spesiesnya dapat besaptasi pada kondisi yang ekstrim. Daerah dengan
tinggi bahan tersuspensi dengan salinitas yang relative rendah mengakibatkan Nerita Sp yang bersifat euryhaline
menjadi batasan melimpahnya
komunitas ini pada derah tersebut.
3.
Adaptasi
Adanya
perbedaan lokasi menakiabatkan adanya bentuk adaptasi morfologi dari
spesies-spesies dari Nerita seperti pada pantai berbatu di daerah tropis
(perairan hangat) berbeda dengan spesies-spesies dari Nerita di daerah temperate,
hal ini dapat dilihat pada motif dan pewarnaan pada cangkang. Dimana di wilayah
tropis memiliki warna dan mitif yang bervariatif sedangkan di daera lintang
tinggi dengan suhu dingin justru warna cangkang gelap/hitam kegiatan mencari
makan aktif dilakukan di malam hari dan kondisi air tidak dalm keadaan pasang
(menggenang) karena sifatnya sebagai scafenger. Hal ini dilakukan untuk
menghindari suhu yang terlalu tinggi. Kondisi pasang surut dan lama dari priodiknya mengharuskan Nerita Spmemiliki kemampuan adaptasi untuk hidup dimana kondisi yang selalu tergenang
dan terpapar oleh sinar matahari.
Adanya
kondisi ini memberi tekanan kondisi
ekstrim (baik
itu suhu udara maupun air), penguapan, dan gelombang yang datang secara
periodik. Sehingga
ada beberapa modipikasi adaptasi terhadap kondisi ini, diantaranya ; 1).
Komunitas bergerombol, kondisi ini bertujuan untuk mengurangi penguapan. 2). Menempel pada substrat keras
dengan medan sulit atau teknik thermoregulation. Hal ini dilakukan
untuk menyiasati sinar matahari terabsorsi yang ada sepanjang hari, terutama
untuk daerah tropis, 3). Mengisi lubang-lubang pada substrat berbatu di daerah
intertidal bertujuan menghindari infasi predator dan tekanan fisik. 4) mengembangan
alat sensor kondisi lingkungan, mungkin digunakan sebagai pendeteksi kondisi
yang member sinyal baik untuk aktif mencari makan dan melakukan aktifitas
lainnya, tehnik ini disebut sistem Endogenous.
4. Cara makan dan predasi
Spesies-spsies dari Nerita Sp merupakan kelompok hewan
herbivora. kelompok pemakan alga filamentus cyanobacteria, dan
filamentus alagae hijau(tumbuhan)
dari diatom dan serasah yang menumpuk di daerah intertertidal. Makanan yang
ditemukan saat aktif mencari makan, makanan di hancurkan dengan jalan
mencabi/memotong makanan dengan radulanya. Spesies ini juga sering disebut sebagai grazing di perairan
bagi biota lain, meskipun kasusnya tidak memutuskan rantai/siklus yang mejadi
makanannya.
Bangkai dari spesies Nerita Sp
berupa cangkang merupakan bukti adanya keterlibatannya dalam rantai makan,
pemangsa adalah kelompok kepiting laut dan kelompok dari filu
echinodermata. Cangkang cangkang yang tersisa tersebut masih memiliki pungsi bagi
oeganisme lain sebagai rumah dan tempat berlindung komunitas lain, bahkan
mempengaruhi fase reproduksi beberapa
spesies intertidal.
Sumber
:
Nontji
A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton. LIPI Jakarta
Campbell, C. R dan LYN Schmidt. 2001. Molluscs and Echinoderms from the
Emily Bay Settlement Site, Norfolk Island. Australian Museum, Supplement 27
(2001): 109–114.
Osorio, C dan V. Cantuarias.
1989. Vertical Distribution of Mollusks on the Rocky Intertidal of Easter
Island. University of Hawaii Press.
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :