MORFOLOGI IKAN CAKALANG ( Thunnus Sp )
Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat
ikan tersebut di perairan dan pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan
ciri-ciri yang mudah dilihat, diingat
dalam mempelajari dan mengidentifikasi
ikan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami
perubahan dari sejak larva sampai dewasa
misalnya dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada
saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan
suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus.
Ciri-ciri
morfologi cakalang yaitu tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat,
tapis insang (gill rakes) berjumlah
53- 63 pada helai pertama. Mempunyai dua sirip punggung yang terpisah. Pada
sirip punggung yang pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, jari-jari lemah
pada sirip punggung kedua diikuti oleh 7-9 finlet. Sirip dada pendek, terdapat
dua flops diantara sirip perut. Sirip anal diikuti dengan 7-8 finlet. Badan
tidak bersisik kecuali pada barut badan (corselets)
dan lateral line terdapat titik- titik kecil. Bagian punggung berwarna biru
kehitaman (gelap) disisi bawah dan perut keperakan, dengan 4-6 buah garis-garis
berwarna hitam yang memanjang pada bagian samping badan .Termasuk ikan yang
hidup pada perairan Laut lepas namun dekat dengan garis pantai. Ikan-ikan muda
sering masuk ke dalam teluk atau pelabuhan. Gerombolannya terbentuk bersama
spesies lain, terdiri dari 100 sampai 5.000 ekor. Bagian tubuh ikan mulai dari anterior sampai
posterior berturut – turut adalah :
2) Tubuh
(truncus) : bagian tubuh mulai dari Batas akhir operculum nnsampai anus.
3) Ekor (cauda) : dari
anus sampai bagian ujung sirip ekor.
Kebanyakan ikan memiliki bentuk tubuh
streamline dimana tubuh bagian anterior dan posterior mengerucut dan bila dilihat
secara transversal, penampang tubuh seperti tetesan air. Penampang tubuh tersebut akan
memberikan kemudahan ikan dalam menembus air sebagai media hidup. Bentuk
tubuh tersebut biasanya dikatakan sebagai bentuk tubuh ideal
(fusiform). Penampang tubuh ideal tersebut ditunjukkan pada Gambar di atas.
Cakalang
memiliki tubuh yang padat, penampang bulat, lateral line melengkung ke bawah
tepat di bawah sirip punggung kedua, sirip dada pendek dan berbentuk segitiga.
Warna tubuh pada saat ikan masih hidup adalah biru baja (steel blue), tingled dengan lustrous violet di sepanjang permukaan
punggung dan intensitasnya menyusut di sisi tubuh hingga ketinggian pada
pangkal sirip dada. Sebagian dari badannya termasuk bagian abdomen, berwarna
putih hingga kuning muda, garis-garis vetikal evanescent muda tampak di bagian
sisi tubuhnya pada saat baru tertangkap.
Jenis
ikan cakalang secara normal adalah heteroseksual yaitu dapat dibedakan atas
penentuan jenis kelamin jantan dan betina. Sesuai dengan pertumbuhan, maka ikan
cakalang di bagi ke dalam enam tingkatan ekologi, yaitu:
1.
Tingkat larva dan post larva, yaitu untuk ikan yang panjang kurang dari 15 mm.
2.
Prajuvenil, yaitu ikan yang berukuran antara tingkatan post larva dengan
tingkatan dimana ikan mulai diusahakan secara komersial.
3.
Juvenil, yaitu ikan muda yang ada di perairan neritik dengan ukuran 15 cm.
4.
Adolescent, yaitu ikan muda yang menyebar dari perairan neretik ke tengah
lautan mencari makan.
5.
Spawners, yaitu ikan yang sudah mencapai kedewasaan kelamin (seksual).
6.
Spent fish, yaitu ikan yang sudah pernah memijah.
Ukuran
ikan cakalang di berbagai perairan dunia pada saat pertama kali memijah/ matang
gonad adalah berbeda. Dalam perkembangannya, cakalang akan
mencapai
tingkat dewasa pada tahap ke empat. Pada tahap ini cakalang dapat mencapai
panjang 39.1 cm untuk jantan dan 40.7 untuk yang betina. Ikan cakalang mulai
memijah ketika panjang sekitar 40 cm dan setiap kali memijah dapat menghasilkan
1.000.000 – 2.000.000 telur. Cakalang memijah sepanjang tahun di perairan ekuator
atau antara musim semi sampai awal musim gugur untuk daerah subtropis. Masa
pemijahan akan menjadi semakin pendek dengan semakin jauh dari ekuator.
Cakalang umumnya berukuran 40-80 cm dengan ukuran maksimum 100 cm.
sumber :
Setiyawan,
A., Setiya, T. H., dan Wijopriono. 2013. Perkembangan
hasil tangkapan per upaya dan pola musim penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis) di Perairan Prigi, Provinsi JawaTimur). Jurnal Depik. ISSN
2089-7790. Vol. II, No. 2 : 76-81. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan
Konservasi SDI, Jakarta.
Simbolon,
D. 2010. Eksplorasi Daerah Penangkapan
Ikan Cakalang Melalui Analisis Suhu Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan di
Perairan Teluk Palabuharatu. Jurnal Mangrove dan Pesisir. ISSN: 1411-0679.
Vol. X, No. 1 : 42-49. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :