Friday, March 10, 2017

LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR FILUM ECHINODERMATA



LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR
FILUM ECHINODERMATA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :  KELOMPOK III
ROBINSON (2014 64 002 )
TRIVANNO JAN (2015 64 005)
KHENG SAMPADA (2015 64 001)
FRANS BATSIRA (2014 64 0   )
BERTI RAMBAEL (2014 64 007)

ILMU KELAUTAN
MENEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
AMBON
2016
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Laporan ini berisikan tentang FILUM ECHINODERMATA yang terdapat di pantai Mahalatu.
          Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
          Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat terbatas. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.



Ambon, 28 November 2016

Penyusun
                                                                                                        Kelompok III



DAFTAR ISI
Hal
Cover
Kata Pengantar …………………………………………………………………….  i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
Tujuan……………………………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori…………………………………………………………………………. 2
BAB III METODOLOGI
Waktu dan Tempat………………………………………………………………… 5
Alat dan Bahan…………………………………………………………………….  5
Prosedur kerja……………………………………………………………………… 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil………………………………………………………………………………... 7
Pembahasan………………………………………………………………………... 7
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………… 10
Saran……………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode  Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Laut  merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut. Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk sekelilingnya,  baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan perggerakannya
    Laut juga merupakan tempat mata pencaharian untuk golongan masyarakat tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang berkarang, berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan banyak Phylum echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada Invertebrata.
Echidonemata menempati berbagai macam habitat Zona Trumbu Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis lainnya, Koloni Karang Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echinodermata merupakan komponen Distik yang penting dalam siklus rantai makanan. Makanan dan Phylum Echidonemata jenis tripang adalah detritus sehingga hewan ini banyak ditemukan di daerah yang banyak mengandung detritus. (Maskoeri Jasin. 1992). Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga dilakukanya praktikum ini.

I.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, ciri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan phylum echinodermata pada suatu area pengamatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial.
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain. (Maskoeri Jasin. 1990)
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O­­2 dan CO2. Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle kapur. Rongga tubuh berisi cairan semacam getah bening, mengandung amebocyt yang berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi. (Adun Rusyana. 2012)
Sistem saraf menyebar, subepidermal, artinya berhubungan erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar berbentuk seglima terletak tepat di bawah epidermis peristome, sekitar mulut. Dari sini menyebar serat-serat saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone. Tiap sudut segilima dari cincin saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah embulakurum tiap tangan. Semua jenis echinodermata merupakan satu-satunya filum dalam kingdom animalia yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.
Ciri-ciri Echinodermata adalah sebagai berikut:
1.      Kulitnya berduri dan mempunyai rangkaian yang tersusun dari zat kapur;
2.       Bentuk tubuhnya simetris radial (dapat dibagi menjadi bagian yang sama bentuk dan besarnya);
3.      Tidak mempunyai kepala yang jelas;
4.      Mempunyai gigi catut;
5.      Bergerak menggunakan kaki amburakral yang berbentuk tabung kecil dan diujungnya terdapat alat penghisap untuk melekatkan diri pada suatu tempat;
6.      Berkembangbiak secara kawin umumnya berkelamin terpisah;
7.      Pemakan bangkai;
8.       Hidup di laut (Lilis Sri Astuti, 2007).
System-sistem organ pada Echinodermata adalah sebagai berikut.
a)    Sistem Pencernaan
System pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi, ada beberapa spesies yang tidak memiliki anus.
b)   Sistem Sirkulasi
System sirkulasi radial mengalami reduksi, selom biasanya luas berisi sel-sel amebosit. Pada saat larva, rongga tubuh berfungsi sebagai system vaskularair dengan kaki ambulakral. System ini dipakai untuk berjalan, respirasi, ekskresi, dan menangkap mangsa.
c)    Sistem Respirasi
System respirasi sangat berbeda-beda pada setiap kelompok Echinodermata. Ada yang menggunakan kaki tabung, insang kecil, atau pohon respirasi.
d)   System Reproduksi
Reproduksinya ada yang secara seksual dan ada pula yang aseksual. Secara aseksual yakni dengan regenerasi atau dengan pembelahan sel. Reproduksi secara seksual dengan fertilisasi telur dan sperma di dalam air (fertilisasi eksternal). Alat kelaminnya terpisah (diesis). Pada fertilisasi eksternal dihasilkan larva yang mikroskopis, bersilia, dan bersifat bebas (medusa). Larva telah mempunyai sistem pencernaan yang lengkap.
e)    System Saraf
System saraf berupa cincin disekitar mulut dan berupa system saraf radial (Sri Maryati. 2004).
Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat hisap, yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. (Mukayat Djarubito Brotowidjojo. 1990).



BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Di lapangan     :
Hari / Tanggal : Sabtu / 19 November 2016
Waktu             : Pukul 08. 00 – selesai
                          Tempat            : Daerah Liliboy ( Pantai Mahalatu )
Di laboratorium :
Hari / Tanggal : Rabu / 23 November 2016
Waktu             : Pukul 13. 00 – 14.00 WIT.
Tempat            : Laboratorium Avertebrata
3.2  Alat dan Bahan
          Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah    sebagai berikut:
Di lapangan :
      a.        Alat
- Sarung Tangan
-   Toples
-  Papan oles
-   Alat Tulis Menulis
- Tali transek
      b.       Bahan
                -       Alcohol 70 %
Di laboratorium
      a.        Alat
-  Papan oles
-   Alat Tulis Menulis
- Penggaris
- Alat pembedah ( Pingset )
      b.       Bahan
                -       Sampel Echinodermata
          3.3     Prosedur kerja
          Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
Di lapangan :
1.      Mengobservasi lokasi atau kawasan yang akan di lakukan pengamatan
2.      Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Echinodermata
3.      Mengambil sampel Phylum Echinodermata
4.      Memasukkan sampel ke dalam toples
Di laboratorium :
Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan ciri-ciri sampel Phylum Echinodermata yang ditemukan.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
KLASIFIKASI
GAMBAR
1
KELAS OPHIUROIDEA

Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas      : Opihiuroidae
Ordo      : Spatugoidae
Family    : Ophiothrixdae
Genus     : Ophiothrix
Spesies   : Ophiothrix flagils
Nama umum : Bintang ular laut
2
KELAS HOLOTHRIDEA
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Kelas      : Halothuridea
Ordo      : Aspidochirdideae
Family    : Holatthuradae
Genus     : Holathusia
Spesies   : Holathusia edulis
Nama umum : Teripang

4.2 Pembahasan
1. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular)
a.  Morfologi
                      
Keterangan :
Panjang radius A  : 8,3 cm
Panjang radius B : 8,4 cm
Panjang radius C : 8,7 cm
Panjang radius D : 8,7 cm
Panjang radius E : 8,3 cm
Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat.Bentuk tubuh bintang ular mirip dengan Asteroidea. Kelima lengan ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx. Ophiuroidea memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut besar, serta buntu yang menempati setengah cakram.
b. Anatomi

             

              Bintang ular menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak seperti bintang laut, bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan menggerakan lengan mereka yang sangat fleksibel dan membuat mereka bergerak seperti ular. Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri bilateral. Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad). Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulut. Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular.
c. Habitat
Bintang ular dapat ditemukan pada perairan besar, dari kutub sampai tropis. Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki)

2. Kelas Holoturoidea (Teripang)
Pada kelas ini kami mendapatkan satu spises yang dapat mewakili kelas ini yaitu Holathusia edulis (Teripang).

      

 Spesies ini disebut juga mentimun laut karena mirip mentimun. Spesies ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian dorsal di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai alat respirasi. Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai untuk bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi terhadap rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga yang hermaprodit dengan larva bersimetri bilateral.
 Beberapa spesies seperti Thyonidium Pelluidum, Thyone sp, dan Drotankyra similis dapat hidup di perairan payau dengan salinitas sekitar 20 tapi beberapa anggota kelas Holothuroidea tidak tahan terhadap salinitas yang rendah.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Echinodermata dapat dismpulkan sebagai berikut :
1.        Ciri-ciri phylum Echinodermata
-  Tubuhnya tertutupi duri yang tersusun dari zat kapur
-  Tubuhnya tertutupi oleh permukaan oral
-  Alat kelamin terpisah antara jantan dan betina
                   2.    Phylum Echinodermata terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
-  Kelas Asteroidea
-  Kelas Echinoidea
-  Kelas Ophiuroidea
-  Kelas Crinoidea
-  Kelas Holothuiroidea
3. Phylum Echinodermata secara menyeluruh hidup di laut, juga merupakan bioindikator terhadap lingkungan perairan laut dan berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
              4.  Adapun jenis - jenis spesies yang kami dapatkan yang dapat mewakili setiap kelas dari Phylum ini adalah bintang ular laut (Kelas Ophiuroidea),Teripang (Kelas Holoturoidea)

5.2 Saran
Adapun saran kami yaitu agar praktikum membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA


Aqsha, 2012. Laporan Praktikum Echinodermata. http://aqshabiogger2010. blogspot. com (Di akses pada 20 November 2016).
Rudi, 2012. Laporan Praktikum Echinodermata. http://rudibiologi. blogspot. com (Di akses pada 20 November 2016).
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.   
-
 

No comments:

Post a Comment

Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :