LAPORAN
PRATIKUM AVERTEBRATA AIR
FILUM
ECHINODERMATA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
: KELOMPOK III
ROBINSON
(2014 64 002 )
TRIVANNO
JAN (2015 64 005)
KHENG
SAMPADA (2015 64 001)
FRANS
BATSIRA (2014 64 0 )
BERTI
RAMBAEL (2014 64 007)
ILMU
KELAUTAN
MENEJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
AMBON
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR
dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Laporan ini berisikan
tentang FILUM ECHINODERMATA yang terdapat di pantai Mahalatu.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Laporan ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat terbatas. Oleh karena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Ambon,
28 November 2016
Penyusun
Kelompok III
DAFTAR
ISI
Hal
Cover
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
Tujuan……………………………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori…………………………………………………………………………. 2
BAB III METODOLOGI
Waktu dan Tempat………………………………………………………………… 5
Alat dan Bahan……………………………………………………………………. 5
Prosedur kerja……………………………………………………………………… 6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil………………………………………………………………………………... 7
Pembahasan………………………………………………………………………... 7
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………… 10
Saran……………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah
sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di
hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum hewan
terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.
Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima).
Walaupun terlihat primitif, Echinodermata
adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva
bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan
larva Hemichordata.
Laut
merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut. Organisme yang
hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk sekelilingnya, baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga
banyak bentuk umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair
dan perggerakannya
Laut juga merupakan tempat mata pencaharian untuk golongan masyarakat
tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang
berkarang, berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat
ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum
dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan banyak Phylum
echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada Invertebrata.
Echidonemata menempati berbagai macam habitat Zona Trumbu
Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis lainnya, Koloni Karang
Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echinodermata merupakan
komponen Distik yang penting dalam siklus rantai makanan. Makanan dan Phylum
Echidonemata jenis tripang adalah detritus sehingga hewan ini banyak ditemukan
di daerah yang banyak mengandung detritus. (Maskoeri Jasin. 1992). Hal inilah
yang melatarbelakangi sehingga dilakukanya praktikum ini.
I.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan
mengamati habitat, ciri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan
phylum echinodermata pada suatu area pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni
bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan
duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari
echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau
system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf
radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi
dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur
anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial
5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada
waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai
plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri
radial.
Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh
tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang
menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau
pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan
letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum
bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh
air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain. (Maskoeri Jasin.
1990)
Sistem pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung
dengan cara mengatur masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi
ampula mengatur volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung.
Tergantung jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada
substrat, memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan
perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle
kapur. Rongga tubuh berisi cairan semacam getah bening, mengandung amebocyt
yang berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi. (Adun
Rusyana. 2012)
Sistem saraf menyebar, subepidermal, artinya berhubungan
erat dengan epidermis. Cincin saraf melingkar berbentuk seglima terletak tepat
di bawah epidermis peristome, sekitar mulut. Dari sini menyebar serat-serat
saraf ke esophagus dan bagian dalam peristone. Tiap sudut segilima dari cincin
saraf berhubungan dengan saraf radial pada daerah embulakurum tiap tangan.
Semua jenis echinodermata merupakan satu-satunya filum dalam kingdom animalia
yang anggotanya tidak ada yang hidup sebagai parasit.
Ciri-ciri Echinodermata adalah
sebagai berikut:
1. Kulitnya berduri dan mempunyai
rangkaian yang tersusun dari zat kapur;
2. Bentuk tubuhnya simetris radial
(dapat dibagi menjadi bagian yang sama bentuk dan besarnya);
3. Tidak mempunyai kepala yang jelas;
4. Mempunyai gigi catut;
5. Bergerak menggunakan kaki amburakral
yang berbentuk tabung kecil dan diujungnya terdapat alat penghisap untuk
melekatkan diri pada suatu tempat;
6. Berkembangbiak secara kawin umumnya
berkelamin terpisah;
7. Pemakan bangkai;
8. Hidup di laut (Lilis Sri Astuti,
2007).
System-sistem organ pada
Echinodermata adalah sebagai berikut.
a) Sistem
Pencernaan
System
pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi, ada beberapa spesies yang
tidak memiliki anus.
b) Sistem Sirkulasi
System
sirkulasi radial mengalami reduksi, selom biasanya luas berisi sel-sel amebosit.
Pada saat larva, rongga tubuh berfungsi sebagai system vaskularair dengan kaki
ambulakral. System ini dipakai untuk berjalan, respirasi, ekskresi, dan
menangkap mangsa.
c) Sistem
Respirasi
System
respirasi sangat berbeda-beda pada setiap kelompok Echinodermata. Ada yang
menggunakan kaki tabung, insang kecil, atau pohon respirasi.
d) System Reproduksi
Reproduksinya
ada yang secara seksual dan ada pula yang aseksual. Secara aseksual yakni
dengan regenerasi atau dengan pembelahan sel. Reproduksi secara seksual dengan
fertilisasi telur dan sperma di dalam air (fertilisasi eksternal). Alat
kelaminnya terpisah (diesis). Pada fertilisasi eksternal dihasilkan larva yang
mikroskopis, bersilia, dan bersifat bebas (medusa). Larva telah mempunyai
sistem pencernaan yang lengkap.
e) System Saraf
System
saraf berupa cincin disekitar mulut dan berupa system saraf radial (Sri
Maryati. 2004).
Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas
Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan,
permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada
sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria,
yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan
organismekecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap
mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola
cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom
kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada
lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat
hisap, yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang
memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut. (Mukayat Djarubito Brotowidjojo.
1990).
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah
sebagai berikut :
Di
lapangan :
Hari
/ Tanggal : Sabtu / 19 November 2016
Waktu : Pukul 08. 00 – selesai
Tempat : Daerah Liliboy ( Pantai Mahalatu )
Di laboratorium :
Hari
/ Tanggal : Rabu / 23 November 2016
Waktu : Pukul 13. 00 – 14.00 WIT.
Tempat : Laboratorium Avertebrata
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada saat praktikum adalah sebagai berikut:
Di
lapangan :
a. Alat
- Sarung Tangan
- Toples
- Papan oles
- Alat Tulis Menulis
- Tali transek
b. Bahan
-
Alcohol 70 %
Di laboratorium
a. Alat
- Papan oles
- Alat Tulis Menulis
- Penggaris
- Alat pembedah ( Pingset )
b. Bahan
-
Sampel Echinodermata
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur
kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
Di lapangan :
1. Mengobservasi lokasi atau kawasan
yang akan di lakukan pengamatan
2. Mengamati habitat, ciri-ciri dan
bentuk Phylum Echinodermata
3. Mengambil sampel Phylum
Echinodermata
4. Memasukkan sampel ke dalam toples
Di
laboratorium :
Mengidentifikasi,
mengklasifikasi dan menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan
ciri-ciri sampel Phylum Echinodermata yang ditemukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil
pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
KLASIFIKASI
|
GAMBAR
|
1
|
KELAS OPHIUROIDEA
|
|
Kingdom : Animalia
|
||
Phylum
: Echinodermata
|
||
Kelas
: Opihiuroidae
|
||
Ordo
: Spatugoidae
|
||
Family
: Ophiothrixdae
|
||
Genus
: Ophiothrix
|
||
Spesies
: Ophiothrix flagils
|
||
Nama umum : Bintang
ular laut
|
||
2
|
KELAS HOLOTHRIDEA
|
|
Kingdom : Animalia
|
||
Phylum
: Echinodermata
|
||
Kelas
: Halothuridea
|
||
Ordo
: Aspidochirdideae
|
||
Family
: Holatthuradae
|
||
Genus
: Holathusia
|
||
Spesies
: Holathusia edulis
|
||
Nama umum : Teripang
|
4.2 Pembahasan
1. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular)
a.
Morfologi
Keterangan :
Panjang radius A : 8,3 cm
Panjang radius B : 8,4 cm
Panjang radius C : 8,7 cm
Panjang radius D : 8,7 cm
Panjang radius E : 8,3 cm
Bintang ular umumnya memiliki lima
lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki)
pada spesimen terbesar. Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea memiliki
rangka dari kalsium karbonat.Bentuk tubuh bintang ular mirip dengan Asteroidea.
Kelima lengan ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx.
Ophiuroidea memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek
dan perut besar, serta buntu yang menempati setengah cakram.
b. Anatomi
Bintang
ular menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak seperti bintang
laut, bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan menggerakan
lengan mereka yang sangat fleksibel dan membuat mereka bergerak seperti ular.
Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri bilateral. Pernapasan dilakukan
oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini
berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad). Alat-alat pencernaan
makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat
tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus.
Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng
kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan
dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan
yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulut. Jenis kelamin hewan ini
terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan
tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus.
Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan
akhirnya menjadi bintang ular.
c. Habitat
Bintang ular dapat ditemukan pada
perairan besar, dari kutub sampai tropis. Ada sekitar 1.500 spesies bintang
ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih
dari 500 meter (1.620 kaki)
2. Kelas Holoturoidea (Teripang)
Pada kelas ini kami mendapatkan satu
spises yang dapat mewakili kelas ini yaitu Holathusia
edulis (Teripang).
Spesies ini disebut juga mentimun laut karena
mirip mentimun. Spesies ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral
ke aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula
yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang dapat
di julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian
dorsal di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi
sebagai alat respirasi. Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral
yang memiliki alat hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada
posisi dorsal dipakai untuk bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada
hewan ini terdapat suatu cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat
bereaksi terhadap rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga
yang hermaprodit dengan larva bersimetri bilateral.
Beberapa spesies seperti Thyonidium Pelluidum,
Thyone sp, dan Drotankyra similis dapat hidup di perairan payau dengan
salinitas sekitar 20 tapi beberapa anggota kelas Holothuroidea tidak tahan
terhadap salinitas yang rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Echinodermata dapat dismpulkan
sebagai berikut :
1.
Ciri-ciri phylum Echinodermata
- Tubuhnya tertutupi duri yang tersusun dari
zat kapur
- Tubuhnya tertutupi oleh permukaan oral
- Alat kelamin terpisah antara jantan dan
betina
2. Phylum Echinodermata terbagi dalam beberapa
kelas, yaitu :
- Kelas Asteroidea
- Kelas Echinoidea
- Kelas Ophiuroidea
- Kelas Crinoidea
- Kelas Holothuiroidea
3. Phylum
Echinodermata secara menyeluruh hidup di laut, juga merupakan bioindikator
terhadap lingkungan perairan laut dan berperan dalam menjaga keseimbangan
ekosistem laut.
4. Adapun jenis - jenis spesies yang kami
dapatkan yang dapat mewakili setiap kelas dari Phylum ini adalah bintang ular
laut (Kelas Ophiuroidea),Teripang (Kelas Holoturoidea)
5.2 Saran
Adapun saran
kami yaitu agar
praktikum membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih
banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa
mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aqsha, 2012. Laporan
Praktikum Echinodermata. http://aqshabiogger2010. blogspot. com (Di akses pada
20 November 2016).
Rudi, 2012. Laporan
Praktikum Echinodermata. http://rudibiologi. blogspot. com (Di akses pada 20
November 2016).
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga, 1989.
-
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :