Friday, March 10, 2017

DINAMIKA AWAN YANG TERJADI DI STASIUN BANDARA PATTIMURA AMBON



LAPORAN PRATIKUM METEOROLOGI LAUT
DINAMIKA AWAN YANG TERJADI DI STASIUN BANDARA PATTIMURA AMBON


Nama   : Robinson
NIM    : 2014 64 002
PRODI            : Ilmu Kelautan

Manejemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
DINAMIKA AWAN YANG TERJADI DI STASIUN BANDARA PATTIMURA
AMBON
Angin sangat berperan penting terhadap pergerakan suatu awan, dimana angin mampu memindahkan masa awan di udara yang mempunyai berat lebih dari ratusan ton bahkan lebih, tergantung dengan jenis awan yang terdapat di suatu wilayah dan juga Ada tiga hal penting yang menyangkut
sifat angin yang harus kita ketahui  yaitu: Kekuatan angin, Arah angin, Kecepatan angin.
1.      Kekuatan angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan
gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak
15 meridian (111 km).
2.      Arah angin
Arah angin murupakan suatu pergerakan perpindahan ataupun tekanan yang di tandai dengan adanya masa udara yang bergerak dari yang tekanan terbesar ke tekanan terkecil, tekanan masa udara juga akan di pengaruhi oleh topografi dan letak geografis suatu wilayah.
3.      Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai
kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan
gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini
menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub.
Pada pratikum yang dilakukan di statiun bandara pattimura yang dilakukan dengan cara pengamatan yang secara lansung serta mendokumentasi salah satu jenis awan guna untuk mendeksripsikan dan pengaruh yang menyebabkan terjadi fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan serta memahi secara lansung terkait dengan awan yang terjadi saat itu.
Pengamatan dilakukan pada tanggal 18 januari 2017, tepatnya hari senin pada pukul 11:15 WIT s/d. setelah dilakukannya pratikum pengenalan alat-alat BMKG di statiun bandara pattimura serta di dampingi oleh dosen pengemban mata kuliah meteorogi laut.
Pada pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 2, kami melihat adanya  fenomena awan yang bergerak dan berubah bentuk serta warna dari waktu ke waktu. Hasil dari pengamatan kami bahwa pada awan yang kita lihat merupakan awan cumulus yang di perkirakan tidak jauh dari bumi disamping itu juga kami melihat awan cirrus yang kelihatan halus dan berserat, seperti
berbentuk seperti bulu burung. Berdasarkan pengetahuaan kami ternyata awan ini sangat jauh dari permukaan bumi.
Dinamika awan yang kita amati dengan menggunakan skla waktu 5 menit untuk melihat fenomena-fenomena yang terjadi pada awan tersebut. Adanya perubahan yang signifikan yang terjadi, berawal dari perubahan bentuk awan cumulus yang semakin memudar dan berserakan serta tidak padat seperti sedia kala, selanjunya selang waktu 5 menit lagi awan cumulus samakin menghilang dari bentuk asalnya, tak lama kembali lagi sesuai dengan batas waktu yang di tentukan ada pergerakan awan culumus lainnya yang mengisi kekosongan awan tersebut dan terjadi perubahan warna yang awalnya putih menjadi putih bercambur kehitaman walaupun hitamnya tidak terlalu mencolok.
Dilihat dari komposisi awal awan culumus pada awal pengamatan, awan ini terjadi perubahan komposisi, dimana awan ini menjadi lebih padat dan semakin besar. Maka dari pengamatan ini kami lebih yakin bahwa awan bergerak adanya faktor angin dan tekanan masa udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sehingga menjadi pergerakan angin.
Maka dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
Hal yang mendasari bahwa awan sering kita lihat setiap hari, tapi jarang kita memahami dan tidak keinginan tahuan dengan fenomena yang terjadi di lingkungan kita. Maka dari pratikum ini, apa yang di anggap tidak penting, akan tau bagaimana kita tahu mengenai lingkungan kita.

Sebagai acuan :
a.       Awan cirrus
Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat,
berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak
dapat menimbulkan hujan. Cirrus memiliki ketinggian sekitar (lebih dari 6000 m – 9000 m), karena tingginya selaluterdiri dari kristal-kristal es.
b.      Awan cumulus
cumulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal
(bunar-bundar) dan dasarnya horizontal. Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat. ,pada ketinggian 500
m–1500 m
DAFTAR PUSTAKA
Basri M. 2003. Dinamika unsur-unsur cuaca dan iklim. Gramedia
Bambang Nianto Mulyo, M.Ed, Purwadi Suhandini, M.Si, Kurikulum 2004,
Geografi 1, Solo: Tiga Serangkai.
Bayong Tjasyono, Dr, Klimatologi Umum, Bandung: FMIPA - ITB, 1999.
Totok Gunawan, Dr, dkk, Kurikulum 2004, Fakta dan Konsep Geografi 1,
Bandung: Ganeca Exact



No comments:

Post a Comment

Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :