LAPORAN
PRATIKUM METEOROLOGI LAUT
PENGENALAN ALAT-ALAT BMKG DI STATION BANDARA PATTIMURA AMBON
Nama : Robinson
NIM : 2014 64 002
PRODI : Ilmu Kelautan
Manejemen
Sumberdaya Perairan
Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan
UNIVERSITAS
PATTIMURA
AMBON
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangannya zaman
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), manusia semakin di tuntut
untuk mengetahui hal-hal yang lebih kompleks.
Dalam hal ini, manusia juga di tuntut untuk berkembang dan mampu melihat
hal-hal yang menjadi fenomena penting dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain
adalah mengetahui tentang ilmu bumi dan antariksa mengenai meteorologi,
klimatologi dan geofisika yang merupakan
ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Namun, banyak masyarakat
Indonesia yang kurang menyadari betapa pentingnya mempelajari ilmu meteorologi,
klimatologi dan geofisika, padahal tanpa mereka sadari ilmu tersebut sangat
memberikan banyak manfaat yang lebih bagi kehidupan manusia sehari-hari. Dari semua
ilmu tersebut kita semua mampu untuk mengetahui dan mendeteksi gejala-gejala
alam yang terjadi di sekitar kita.
Dari uraian di atas, kita sebagai mahasiswa diharapkan mampu
mengetahui, memahami, mempelajari dan memanfaatkan ilmu bumi dan antariksa untuk
mengetahui hal-hal fenomena alam penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan salah
satu tempat dimana kita bisa mempelajari serta melihat secara langsung adalah
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Bandara Pattimura.
Kunjungan ke BMKG merupakan salah satu program observasi untuk mengetahui
secara langsung data SIG yang dikeluarkan oleh BMKG, mengetahui alat-alat yang
ada diBMKG,dan lain sebagainya.
Kunjungan tersebut dilakukan di BMKG karena
adanya kesinambungan dengan mata kuliah Meteorologo Laut. Selain itu, kunjungan
ke BMKG juga dilatarbelakangi oleh adanya keingintahuan mahasiswa Ilmu Kelautan
sebagai wujud pencarian adanya relevansi yang ada di BMKG dengan mata kuliah
tersebut.
1.2
Tujuan Pratikum
a. Mengenal alat-alat yang di gunakan Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam melakukan berbagai
penelitian .
b. Memahi dan mempraktikkan teknik cara
menggunakan alat-alat yang ada di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) yang berupa simulasi.
c. Memahami cara kerja setiap, detik,
menit, jam, dan waktu di stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG).Dan lain sebagainya.
1.3 Mamfaat Pratikum
a. Mengetahui peralatan yang digunakan
di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
b. Dapat melihat langsung cara
menggunakan beberapa alat yang ada di Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG).
c. Mengetahui sistematika penyebaran
informasi gempa atau yang berkaitan dengan cuaca dan iklim.
BAB II
METODOLOGI
2.1
Alat & Bahan
a.
Alat dan bahan
1.
Alat
Tulis
2.
Hp/Camera
2.2
Prosedur Kerja
Pada pratikum meteorologi laut yang di laksanakan pada
tanggal 18 januari 2017 tepat pukul 09 : 00 WIT. dengan menggunakan metode
Observasi, dan wawancara dimana mahasiswa di tuntut untuk mengambil data dan
mewancarai narasumber di lapangan yang di laksanakan di BMKG Bandara Pattimura.
Dengan tujuan melihat, mengenali, memahami, alat-alat yang digunakan BMKG dalam
menentukan prakiraan baik cuaca, iklim dan gempa bumi serta kinerjanya.
Pada setiap kelompok akan dilakukan arahan dalam
mengobservasi di lapangan, hal ini di karenakan untuk menjaga adanya suatu hal
yang tidak dininginkan akan terjadi.
1. Mahasiswa akan dikenalkan alat-alat
konvensional yang terletak di dalam ruangan BMKG beserta fungsinya.
2. Mahasiwa akan diberikan kesempatan
untuk bertanya apabila tidak di pahaminya.
3. Pengenalan alat besrta fungsi dan
mencatatnya.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Pembahasan
Maka hasil dalam pratikum ini mahasiswa mampu mengenali
baserta fungsi dari alat-alat tersebut di antaranya :
1.
Barometer air raksa
Membandingkan
perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana. Barometer
air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas
berisi air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka
dimasukkan ke dalam bejana air raksa.
2. Barometer
Aneroid
Barometer
ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat adanya
perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu: Jenis
Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berbentuk oval.
Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan udara
menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk akan
bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan
udara. Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya
dikosongkan/ hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell
ini biasanya terdiri dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka
kapsul/ cell ini tertekan dan menarik sebagian dari tuas (lever) ke bawah,
bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum penunjuk. Jika tekanan turun, akan
terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini kemudian dihubungkan
denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/ simpangan. Besarnya
simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala tekanan udara
(mb).
3. barograph
Barograph
adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil
pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan
menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat
track pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per
rotasi. Pada pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis
mendatar menunjukkan tekanan udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah
satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/ cell aneroid yang digunakan. Semakin
banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka barograph tersebut
terhadap perubahan tekanan udara.
4. altimeter
Altimeter
adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap MSL (mean sea
level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah barometer aneroid
yang skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap ketinggian.
5. Kalibrator
barometer
Alat
yang sering digunakan untuk mengkalibrasikan sebuah barometer/ barograph adalah
Vacuum Chamber. Alat ini sebenarnya adalah sebuah tabung tertutup dengan
tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung dikeluarkan secara
perlahan dengan pompa penghisap udara). Barometer standar dan barometer/
barograph yang dikalibrasi harus diletakan dalam tabung secara bersamaan,
kemudian dibandingkan penunjukannya untuk mendapatkan nilai koreksi (seiring
dengan pengaturan tekanan udara).
6. Thermometer
bola basah dan kering
Merupakan
thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang
terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah
thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah
agar suhu yang terukur adalah suhu
saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat
berkondensasi.
7. Thermometer
maximum
Thermometer
air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi
tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan
air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau
diarahkan dengan menggunakan magnet.
Dari
gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom
air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit.
Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa
terputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur
menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya. Untuk
pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan
air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu
udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah
dibaca.
8. Thermometer
minimum
Thermometer
minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi.
Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air
raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah,
namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung
alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar
indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan
memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol (posisi suhu aktual).
9. Thermograph
Alat
ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah
logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal
merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph.
Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga
letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu
horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang
berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan
tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila
dipakai untuk mengukur atmospher.
10. Thermometer
tanah
Prinsipnya
sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk
mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk
kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan
thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm,
cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang
diperlukan.
11. Thermometer
apung
Thermometer
ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi
untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah.
Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer
minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan
suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus terapung
tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan
melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium).
Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus
dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer
maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan
menggunakan magnet.
12. Kalibrator
thermometer
Alat
ini ini berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan
kendali temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer
standard. Temperature test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat
dengan kamar uji yang dilengkapi dengan tameng kaca dibagian depan. Dapat
digunakan untuk mengkalibrasi 4 termograph/ thermohygrographs secara bersamaan,
atau instrumen serupa. Nilai temperatur ditentukan melalui papan tombol dan
DPC.
13. Psychrometer
bola basah dan kering
Psychrometer
ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu : Thermometer Bola
Kering : tabung air raksa dibiarkan
kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Thermometer Bola
Basah : tabung air raksa dibasahi
agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/
titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Suhu
udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban udara) didapat dengan
perhitungan:
14. psychrometer assmann
Psychrometer
assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan pelindung logam
mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam mengkilat. Kipas
angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk mengalirkan
(menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju
keatas. Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat
mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan
sinar matahari yang kuat.
14. Psychrometer
putar
Disebut
juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2 Thermometer
yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak lurus
pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca
seterusnya sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah
terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
15. Hidrometer
rambut
Rambut
menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara berubah-ubah. Perubahan
dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara. Hygrometer
rambut ada yang bersifat non recording dan recording (Hygrograph).
16. Penakar
curah hujan biasa
Penakar
hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari Sebuah corong yang dapat dilepas
dari bagian badan alat, Bak tempat penampungan air hujan, Kaki yang berbentuk
tabung silinder, Gelas penakar hujan.
17. Penakar
hujan tanah
Penakar
hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang
jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang
digunakan untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat
disekitar corong penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan
kayu yang berbentuk lingkaran yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air
hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang berbentuk bujur sangkar
dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan ijuk dan
penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk terdapat dua kaitan/ pegangan
untuk memudahkan mengangkatnya.
18. Penakar
hujan dengan WIND_SHIELD
Pemasangan
Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar,
sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.
19. Penakar
jenis hujan hellman
Penakar
hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika
hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat
(naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya
selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang
ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga
per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada
pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air
dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki
pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus
vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan
menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
20. Penakar
hujan jenis tipping bucket
Bertujuan
untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat
tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk mengeluarkan alat
pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika dilihat dari atas,
ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk mencegah benda-benda
memasuki ember (bucket). Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui
corong besar dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian
atas (kanan). Jika air yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah
berat, sehingga dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari
letak ember tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak
turun naik. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan
roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua tangkainya
bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda
berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang
menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu
bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan
menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.
21. Raingauge
test equipment
Raingauge
test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi
peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini
menggunakan prinsip putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow
meter. Air yang mengalir melalui flow meter ini kemudian dialiri ketipping
bucket (sebagai simulasi dari air hujan yang jatuh ke dalam raingauge yang
sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow meter harus sama dengan
jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara tabung penampungan
sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge juga harus
menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat keakurasian
raingauge).
22. Evaporimeter
panci terbuka
Evaporimeter
panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci,
makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.
23. Evaporimeter
jenis piche
Seperti
panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara
relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi
ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi. Hasil pembacaannya sangat
tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Pada prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:Pipa gelas yang panjangnya + 20
Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat skala, yang
menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas
terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat menggantungkan
alat tersebut. Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori
banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa
terbuka., Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per
ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan
diameter pipa.
24. Evaporimeter
jenis kensner
Evaporasi
jenis Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang
disebut sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan
yang terjadi pada setiap saat.
25. Evaporimeter
jenis wild
Evaporimeter
jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat
mencatat sendiri (Non Recording).
26. Pengukuran
sinar matahari jenis campble stokes
Lamanya
penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan
untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh
posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan
bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar
sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar
yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak
dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian
terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
27. Pengukuran
sinar matahari jenis jordan
Alat
ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari
dua kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas
yang sangat peka terhadap sinar matahari langsung. Apabila seberkas matahari
langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang gelap. Alat ini
diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk
siang hari.
28. Pengukuran
intensitas radiasi matahari
Untuk
mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah
energi yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu.
29. Amstrong
pyrheliometer
Pyrheliometer
dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer
terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik
dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada
didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan
vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh
tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup
yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai
pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung
kontak listrik.
30. Solanimeter
dan pyrometer
Digunakan
untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas
matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang
dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric
yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal
(tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari
power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua
unsur tersebut. Dengan demikian recorder
ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga
untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama
ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran
yang dapat mengganggu keseimbangan.
31. Cup
caunter dan wind vane anemometer
Pergerakan
udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor untuk kecepatan
angin dan vane/ weather cock sensor
untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan
ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari
penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu
yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/
kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara
dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan
penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama
untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada proses pengamatan keadaan
amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi,
satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan
atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di
seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982).
Adapun alat-alat meteorologi yang
ada di Stasiun Meteorologi diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer),
Alat pengukur kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu
udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan
Termometer Maximum-Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum
Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe
Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur
kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya (Prawirowardoyo,1996).
Stasiun meteorologi mengadakan
contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai
contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap
15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman
untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di
stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara,
kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya
suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data
mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di
sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani
data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun
metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak
dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan
(Runtunuwu et.al., 2008).
Prakiraan cuaca baik harian maupun
prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang
kelatan. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMKG, mempunyai arti dalam
kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan penerbangan dan di bidang kelautan perlu
dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan
hujan dan cuaca kurang baik. Prakiraan permulaan cuaca mempunyai arti penting
dalam menentukan saat penerbangan sebuah pesawat di suatu wilayah. Jadi, di bidang
perhubungan ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
4.2 Saran
Dalam
pratikum di harapkan tepat waktu, supaya tidak terjadi kemoloran waktu yang
sudah ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat.
Artikel /2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses
tanggal 29 November
2014
Diakses tanggal 29
November 2014
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer
Kita.
Bandung: ITB
Runtunuwu,
E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi
model pendugaan evapotranspirasi :
upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
Setiawan,
A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut
Teknologi Bandung,
No comments:
Post a Comment
Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :