Friday, March 10, 2017

LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR FILUM ECHINODERMATA



LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR
FILUM ECHINODERMATA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :  KELOMPOK III
ROBINSON
TRIVANNO JAN
KHENG SAMPADA
FRANS BATSIRA
BERTI RAMBAEL

ILMU KELAUTAN
MENEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
AMBON
2016

i
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PRATIKUM AVERTEBRATA AIR dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Laporan ini berisikan tentang FILUM MOLUSCA yang terdapat di pantai Mahalatu.
          Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
          Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat terbatas. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.



Ambon, 28 November 2016

Penyusun
                                                                                                        Kelompok III


DAFTAR ISI
Hal
Caver
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar isi…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………………..  1
Tujuan……………………………………………………………………………… 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori…………………………………………………………………………. 2
BAB III METODOLOGI
Waktu dan Tempat………………………………………………………………...  5
Alat dan Bahan…………………………………………………………………….  5
Prosedur Kerja……………………………………………………………………..  6
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil………………………………………………………………………………... 7
Pembahasan…………………………………………………………………………            8
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………… 14
Saran……………………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus: lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya yang lunak dilindungi oleh cangkang. Meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput panjangnnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk tubuh bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18meter, seperti cumi-cumi raksasa. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, ikan, udang, ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya diair tawar, dilaut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (maskoeri, 1992).
Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut: sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu, kerang, kerang hijau, bekicot/siput; perhiasan misalnya tiram mutiara. Adapun yang melatar belakangi dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili mollusca, mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
I.2 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati habitat, ciri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan phylum molusca pada suatu area pengamatan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori
Mollusca merupaka filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu gastropoda, pelecypoda, dan cephalopoda. Yang pertama yaitu gastropoda, gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya siput air (Lymnaea sp), remis (Curbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri-ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak dengan lambat menggunakan kakinya. Gastropoda dapat terdiri dari sepasang tentakel yang panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel yang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernafas dengan ingsang sdangkan gastropoda dapat bernafas menggunakan rongga mantel (Mukayat, 1989).
            Fillum mollusca merupakan salah satu anggota hewan invertebrata. Anggota fillum ini antara lain adalah remis, tiram, cumi-cumi, ottopus dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar disamping arthopoda. Ciri umum yang dimiliki mollusca adalah tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen kecuali monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak, dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu pasang atausepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melengkapi rongga mantel yang didalamnya berisi insang (Yusminah, 2007).
            Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada juga yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut: sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu Aemaeba sp. kerang Anadera sp. kerang hijau Mytilus viridis, Tridacna sp. sotong Sepia sp. cumi-cumi (Loligo sp.) remis (corbicula javanica) dan bekicot (achatina fulica). Sebagai perhiasan, misalnya tiram mutiara (pinctada margaritifera) (Jasin, 1992).
            Lubang anus dan eksketori umumnya membuka kedalam rongga mantel. Saluran penceraan berkembang baik. Sebuah rongga bakal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esophagus merupakan perkembangan dari syomodeum yang umumnya merupakan daerah pertengahan saluran pencernaan yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami sirkulasi ruang terbuka. Darah mengandung homosianin, merupakan pigmen respirasi (Sugiarti, 2005).
            Mollusca memiliki rumah secara umum berbentuk spesial, kaki untuk merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru atau keduanya. Hidup dilaut, di air tawar, dan didarat. Memiliki kelamin terpisah atau hermaprodit, ovipar atau ovovivipar. Contoh: bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella sp.) dan siput air tawar (Lymnaea javanica), (Melania sp) (Suwignyo, 2005).
            Tidak semua hewan mollusca memiliki cangkok. Anggota jelas Aplacorphora tidak memiliki cangkok, sedangkan kelas chepalopoda juga tidak memiliki sangkok atau jika ada mereduksi, pada mollusca lainnya cangkok terlihat nyata dan berfungsi penting yaitu penyokong tubuh molluscca yang lunak dan menjaga dari serangan predator (Jutje, 2006).
            Coelenterata fillum mollusca merupakan salah satu anggota hewan invertebrata. Anggota fillum ini antara lain adalah remis, tiram, cumi-cumi, octopus dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesies terbesar disamping arthropoda. Ciri umum yang dimiliki mollusca adalah tubuhnya bersimetris bilateral, tidak bersegmen, kcuali monoplacopora, memiliki kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuhnya terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak, dinding tubu sebelah dorsal meluas menjadi satu pasang lipatan yaitu mantel atau palium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga mantel yang didalamnya berisi insang. Lubang anus dan eksketori umumnya membuka kedalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bakal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung (Rusyana, 2011).
            Pernapasann digunakan dengan insang atau paru-paru, mantel atau oelha bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral, dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dam pembuahan internal atau eksternal (Campbel, dkk: 2003).
            Berdasarkan simetris tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, mollusca dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:
1.      Aplacophora, mollusca dengan bentuk tubuh seperti cacing, tidak mempunyai kepala, kaki maupun cangkang. Contoh: Chaetoderma sp.
2.      Monoplacophora, mollusca purba dengan cangkang berbentuk kerucut. Contoh: Neupilinae galateae.
3.      Polyplacophora, ditandai oleh adanya 8 buah lempengan cangkang dengan banyak serabut-serabut insang yang berlapis, tubuh bilateral simetris. Contoh: Chitan sp.
4.      Scaphopoda, cangkangnya memanjang, berbentuk seperti tanduk yang terbuka dikedua ujungnya, mantel berbentuk tubus, kaki silindris atau kerucut, insang tidak ada, kepala tanpa mata. Contoh: Dentalium sp.
5.      Gastropoda, mollusca bercangkang tunggal, walau ada yang tanpa cangkang. Ciri-cirinya: kepala terlihat jelas, memmpunyai satu atau dua pasang tentakel dengan sepasang diantaranya bersifat retraktil dan dilengkapi dengan sebuah mata pada ujungnya. Gastropoda berdasarkan organ pernapasannya terbagi menjadi 3 ordo: prosobranchia, opisthobrachia dan pulmonata.
6.      Chephalopoda, cirinya bercangkang internal atau tanpa cangkang, tubuhnya tertutup oleh mantel yang tebal. Mata berkembang dengan baik terutama pada loligo. Mulut dilengkapi dengan dua buah rahang yang terbuat dari kitin, berbentuk dari catut dan dikelilingi oleh 8-10 tentakel.
7.      Pelecypoda (bilvalvia), mempunyai cangkang setangkap (bilvalvia) dengan variasi bentuk maupun ukurannya. Tidak memiliki kepala maupun mulut, kaki berbentuk seperti kapak, insang tipis dan berlapis-lapis terletak diantara mantel. Kedua cangkang dapat dibuka dan ditutup dengan cara mengencangkan dan mengendorkan otot aduktor dan reduktornya (Kimball, 2004).
Familly veneridae merupakan salah satu family dalam kelas bilvalvia dengan anggota terbanyak dan paling beragam. Menurut Harte (1998) veneridae terdiri atas kurang lebih 500 spesies yang hidup diperairan laut dan payau. Anggota familli ini banyak dimanfaatkan, yaitu untuk dikonsumsi dagingnya (Poutiers, 1998).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakanya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Di lapangan     :
Hari / Tanggal : Sabtu / 19 November 2016
Waktu             : Pukul 08. 00 – selesai
                          Tempat            : Daerah Liliboy ( Pantai Mahalatu )
Di laboratorium :
Hari / Tanggal : Rabu / 23 November 2016
Waktu             : Pukul 13. 00 – 14.00 WIT.
Tempat            : Laboratorium Avertebrata
3.2  Alat dan Bahan
          Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah    sebagai berikut:
Di lapangan :
      a.        Alat
- Sarung Tangan
-   Toples
-  Papan oles
-   Alat Tulis Menulis
- Tali transek
      b.       Bahan
                -       Alcohol 70 %
Di laboratorium
      a.        Alat
-  Papan oles
-   Alat Tulis Menulis
- Penggaris
- Alat pembedah ( Pingset )
      b.       Bahan
                -       Sampel Molusca
          3.3     Prosedur kerja
          Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
Di lapangan :
1.      Mengobservasi lokasi atau kawasan yang akan di lakukan pengamatan
2.      Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Molusca
3.      Mengambil sampel Phylum Molusca
4.      Memasukkan sampel ke dalam toples
Di laboratorium :
Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menggambar bagian-bagian serta mencatat habitat dan ciri-ciri sampel Phylum Molusca yang ditemukan.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
KLASIFIKASI
GAMBAR
1
KELAS GASTROPODA
 
Kingdom : Animalia
Phylum    : Molusca
Kelas      : Gastropoda
Ordo      : Archaeogastropoda
Family    : Turbinidae
Genus     : Turbo
Spesies   : Turbo marmoratus
Nama umum : Siput batu laga
2
KELAS BIVALVIA
 
Kingdom : Animalia
Phylum    : Molusca
Kelas      : Bivalvia
Ordo      :
Family    :
Genus     : Anadara
Spesies   : Anadara sp
Nama umum : Kerang


4.2 Pembahasan
1. KLAS GASTROPODA
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).
Morfologi :








Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya, sebagian besar memiliki cangkok dan berbentuk kerucut terpilin (spiral) yang berputar kekanan (dekstral), sisanya berputar kekiri (sinistral). Beberapa tidak memiliki cangkang dan disebut siput telanjang.
            Gastropoda terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.
Habitat moluska terdapat di air tawar, laut dan darat.  Bentuk tubuh moluska jika larva bilateral simetris, sedangkan dewasa mengalami pembelokan membentuk lingkaran. Perut yang digunakan untuk berjalan memiliki otot disebut kaki. Kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir guna mempermudah gerakan. Perut yang digunakan untuk berjalan berotot, disebut “kaki”.  Kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir guna mempermudah gerakan. Jika hewan ini berjalan, akan meninggalkan bekas dari lendirnya yang mengering.
Kepala terletak di depan. Di kepala terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang terdapat bintik mata (tidak disebut maka, karena memang bukan mata seperti mata manusia) yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Coba amati bintik mata bekicot, yang berbintik kehitaman. Tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau.
Anatomi :








Sistem pencernaan dimulai dari mulut di bagian depan, di dalam mulut terdapat lidah perut (radula) untuk “memarut” tumbuhan. Selanjutnya terdapat kerongkongan (esofagus), kemudian lambung (ventrikulus), usus (intestinum) yang berbelok ke depan lagi dan berakhir di anus. Anus terletak di mantel berdekatan dengan kepalanya. Di dekat lambung terdapat hati yang berwarna kecoklatan. Hati melingkar-lingkar menuju ke cangkang dan mengikuti belitan cangkang. Gastropoda umumnya herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan).
Gastropoda bernapas menggunakan lapisan mantel yang berubah fungsi menjadi paru-paru sebagai tempat terjadinya pertukaran gas. Sistem pengeluaran (ekskresi) menggunakan alat pengeluaran cair yang disebut nephridia. Sistem saraf terdiri dari tiga pasang ganglia yang dihubungkan oleh saraf. Inderaanya berupa mata, statosit (alat keseimbangan), organ peraba, dan kemoreseptor (reseptor kimia). Gastropoda bersifat hermafrodit tetapi melakukan perkawinan silang. Maksudnya, hewan ini melakukan perkawinan dengan hewan lain bukan dengan dirinya sendiri. Sel telur dan spermatozoa dihasilkan oleh satu organ yaitu ovotesis. Jadi ovarium (penghasil ovum) dan testis (penghasil sperma) menjadi satu. Pemasakan sperma dan ovum tidak dalam waktu yang bersamaan. Pada saat kopulasi, sperma diaslurkan ke vas deferens kemudian dimasukkan ke vagina pasangannya dengan perantaraan penis yang dikeluarkannya. Ovum yaang dihasilkan ovotestes keluar ke saluran telur (oviduk) untuk di buahi sperma hewan lain.

2.  KLAS BIVALVIA
          Morfologi & Anatomi
















1.      Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang.
2.      Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.
3.      Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh darah.
4.      Kaki pipih, bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
5.      Dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan alat ekskresi (ginjal).

Fungsi Struktur Tubuh :

1.      Kaki berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir
2.      Rongga mantel berfungsi sebagai jalan masuknya air
3.      Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral. Pada bagian torsal terdapat:
4.      Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup
5.      Ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal
6.      Umbo, tonjolan cangkang di bagian dorsal.


Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dari luar kedalam sebagai berikut:
a.       Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.
b.      Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yang dihasilkan oleh tepi mantel.
c.       Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat. Merupakan lapisan mutiara yang dihasilkanolehseluruhpermukaan mantel. Di lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu memancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan mutiara.

7.      Anus sebagai sistem ekskresi
8.      Insang sebagai alat pernafasan

Ciri – ciri umum :

1.      Kaki berbentuk kapak / pipih
2.      Terdapat 2 cangkang
3.      Antara cangkang dihubungkan oleh ligament
4.      Tidak berkepala
5.      Mulut dirongga dilengkapi oleh labial palpus
6.      Tak berahang / radula
7.      Air dan makanan masuk melaui sifon
8.      Pemakan suspense
9.      System saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan:
a.       ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung
b.      ganglion pedal terdapatpada kaki
c.       ganglion posterior terdapat disebelah ventral otot aduktor posterior.
10.  Chomata : 34 buah


Cara Hidup Kerang:

1.      Cangkang berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Adanya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan menutup. Pada umumnya Bivalvia hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak mengandung zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya.
2.      Jika ada benda asing yang ada di luar tubuh, seperti butiran pasir atau suatu parasit, yang secara tidak sengaja masuk kedalam cangkang maka akan disimpan dalam suatu kantong kecil dalam mantel. Dimentel banyak disekresikan nekreas oleh lapisan epitelium kantong tersebut. Sedikit demi sedikit nakreas melapisi partikel atau benda asing tersebut. Dalam waktu 4 tahun partikel dan lapisan nakreas itu telah menjadi mutiara.
3.      Makanan kerang berupa hewan kecil yang terdapat dalam perairan yang masuk bersama air melalui sifon.
4.      Alat pernapasan kerang berupa insang dan bagian mantel. Insang kerang berbentuk W dengan banyak lamella yang mengandung banyak batang insang. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan sebagian mantel. Mantel terdapat di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat peredaran darah sudah agak lengkap dengan pembuluh darah terbuka.
5.      System pencernaan dari mulut sampai anus.

Reproduksi Kerang :

Perkembangbiakan kerang secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang menjadi larva glosidium yang terlindung oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan.

Sel telur yang telah matang akan dukeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruaga  suprabranchial. Disini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Sel telur yang telah dibuahi berkembamg mejadi larva glochidium. Larva ini ada beberapa jeis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista Setelah beberapa haroi kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam. Lahirlah kerang muda.

BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Molusca dapat dismpulkan sebagai berikut :
Mollusca merupaka filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu gastropoda, pelecypoda, dan cephalopoda. Yang pertama yaitu gastropoda, gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya siput air (Lymnaea sp), remis (Curbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri-ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak dengan lambat menggunakan kakinya. Gastropoda dapat terdiri dari sepasang tentakel yang panjang dan sepasang tentakel pendek.
Mollusca memiliki rumah secara umum berbentuk spesial, kaki untuk merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan dengan insang, paru-paru atau keduanya. Hidup dilaut, di air tawar, dan didarat. Memiliki kelamin terpisah atau hermaprodit, ovipar atau ovovivipar.
Berdasarkan simetris tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, mollusca dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:
1.      Aplacophora
2.      Monoplacophora
3.      Polyplacophora
4.      Scaphopoda
5.      Gastropoda
6.      Pelecypoda (bivalvia)
7.      Chephalopoda
Adapun jenis - jenis spesies yang kami dapatkan yang dapat mewakili setiap kelas dari Phylum ini adalah siput batu laga (Gastropoda) kerang (Kelas bivalvia)

5.2  Saran
Adapun saran kami yaitu agar praktikum membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.




DAFTAR PUSTAKA
Hoyle. 1885. www.sealifebase.org/summary/SpeciesSummary.php?id=57147 .( di akses tgl 24 November)

Widowati .2008. Analisa kualitatif reproduksi kerang kipas-kipas. www.ijms.undip.ac.id/.../263-analisa-kualitatif-reproduksi-kerang-kipas-kipas-amusium-sp-dari-weleri-kendal-jawa-tengah.( di akses tgl 24 November)

Aldrich. 1982. http://www.newworldencyclopedia.org/entry.( di akses tgl 24 November)



No comments:

Post a Comment

Nama :
Alamat E-mail :
Pesan :